Minggu, 09 Desember 2012

Nothing But Something



Hi Guys ,

gue mau numpahin semua unek-unek yang entah dari kapan bersarang difikiran gue dan membuat hati gue gak tenang .

gue mau tanya , Pernah gak kalian hampir menyesali keputusan kalian ? atau bahkan mungkin sudah benar-benar menyesali keputusan itu ?

Saat ini gue ‘Hampir’ menyesal  dan hampir menyerah sama keputusan yang udah gue ambil dengan ‘mungkin’ kurang pertimbangan ini . Bukan tentang cinta . tapi iya sih , tentang cinta gue sama orangtua dan keluarga , tentang masa depan gue . Agak privacy sih , tapi gue gak berani cerita sama siapapun teramasuk sama orang terdekat.

Dari kecil gue dibebasin milih apa yang gue mau selama itu baik dimata orangtua gue . Termasuk untuk pendidikan , mereka ngebebasin gue untuk milih sendiri sekolah mana yang gue mau , pasti seneng dong dibebasin kaya gitu , kita jadi merasa diberi kepercayaan lebih sama mereka . Tapi disisi lain , gue harus mempertimbangkan kemampuan gue dan orangtua gue , baik financial ataupun faktor kemampuan diri gue sendiri .

Mungkin untuk memilih sekolah TK , SD , SMP , SMA itu lebih gampang dari pada harus memilih perguruan tinggi . Lebih gampang memilih jurusan IPA atau IPS di SMA dari pada memilih Fakultas dan jurusan di Perguruan Tinggi .

Banyak faktor yang harus lo pertimbangin saat memilih jurusan yang cocok buat lo dan juga peluang kerja yang menjajikan kedepannya . Dan ditahap ini orangtua gue ikut sumbang saran karena memang mereka tahu kalau menentukan ini jangan sampai salah langkah dan mungkin akan berakibat fatal buat masa depan gue . Dan karena gue udah terbiasa untuk memilih sendiri , gue sama sekali gak tertarik sama saran dari orangtua gue , gue coba ngeyakinin mereka kalau jurusan ini bagus dan gue percaya gue mampu dan juga prospek kedepannya bagus . Karena gue paling gak nyaman harus ngejalanin sesuatu yang bukan berasal dari kemauan gue sendiri .

Gue memilih untuk kuliah diluar kota dan jauh dari rumah, karena gue fikir gue harus belajar mandiri dan cari pengalaman selagi masih muda . Padahal mereka sebenernya gak mau gue jauh dari rumah karena khawatir sama pergaulan di kota besar dan juga dari kecil gue gak terbiasa jauh dari mereka  ,intinya mereka gak ngasih kepercayaan untuk gue jauh dari rumah dan jauh dari pengawasan langsung mereka .
Jurusan , mereka ngerekomendasikan gue untuk milih pedidikan guru atau masuk pesantren . Saat itu gue langsung menolaknya secara halus karena dari dulu gue udah ngincer jurusan ‘akuntansi’ . Dengan mempromosikan ini itu ,memberitahukan info-info ini itu tentang prospek kerja jurusan akuntansi  , akhirnya mereka setuju dengan semua keputusan gue .

Awalnya gue menikmati semuanya . Suasana baru , teman baru , dan kehidupan baru . Tapi Lama kelamaan gue berfikiran ‘kenapa gue gak nurutin apa mau mereka ? ‘ , disaat itu gue mensugesti diri gue sendiri kalo “ini keputusan gue,gue mampu ngejalanin ini,gue pasti bisa ngelarin ini semua ,gue gak mau ngebuat orangtua dan keluarga gue kecewa,gue mau jadi apa yang mereka mau”.

Dan mungkin karena gue belum terbiasa jauh dari rumah , belum terbiasa hidup sendiri , belum terbiasa ngelakuin semuanya sendiri gue jadi berfikiran ‘gue nyesel sama keputusan gue sendiri’ .

Tapi ketika fikiran itu muncul lagi dan semangat gue udah mulai kendor , senjata yang paling ampuh itu gue inget semua kerja keras nyokap gue buat nyekolahin gue dari gue TK sampe sekarang , kasih sayang dan perhatian dari kakek nenek gue dari gue kecil , buat nunjukin sama bokap gue kalo nyokap gue gak gagal ngedidik gue , buat nunjukin ke orang-orang kalau anak yang ada dalam keadaan kaya gue sekarang ini bisa jadi orang , intinya gue mau buat semua orang bangga . Yang paling penting ini buat kepuasan diri gue sendiri , puas bisa ngeliat nyokap , kakek , nenek , keluarga gue bangga sama gue.


READ MORE - Nothing But Something

Selasa, 06 November 2012

Rasa Yang Menguap

Bukan hanya air yang mampu menguap
perasaanpun demikian
Tak terjadi padamu ,tapi padaku

Bukan tak setia , hanya lelah
Bukan mencintai , tepatnya mempertahankan
Semua terasa sia-sia untuk sekarang
Aku .... baru menyadarinya

Uap itu kembali keudara
Bergabung dengan jutaan oksigen lain
Mencari tempat persinggahan lain

Berharap ada yang lebih sempurna dari pada kamu dimataku

Dan kamu akan selalu ada
Selamanya...
Dalam memori kenangan
READ MORE - Rasa Yang Menguap

Minggu, 28 Oktober 2012

Move On

Aku Rindu Kamu ....


Ah ! tidak , tidak
Bukankah aku sudah memutuskan
Melepaskan semuanya
Selamanya...

Bisakah aku ?
Mampukah ?

Ah , tak ada yang tak mungkin
Berusahalah !

Usaha selalu berbanding lurus dengan hasilnya bukan ?

Yakinlah !
Semua kesakitan dan penantian sia-sia ini
Akan terbayar oleh seseorang yang lebih indah

Perhatikan jalan didepan
Jangan terus menerus melihat kebelakang !
Fokuslah pada tujuan
Jika bahagia adalah tujuanmu

Tinggalkan dia
Tinggalkan kenangan
Tak ada yang lebih indah
Selain masa depan

Berjuanglah !
Meskipun banyak bisikan dibelakangmu
Seindah apapun bisikan itu
Itu hanya buayan kosong

Percayalah !
Jangan sisakan keraguan sedikitpun
Lihat dan tata masa depanmu

Y.A

READ MORE - Move On

Rabu, 24 Oktober 2012

Short Dream

Sosok baru tiba-tiba hadir dalam mimpi
Singkat dan membekas
Menyisakan sesak karenanya

Disana , aku amat mencintainya
Tak ingin kehilangan & jauh darinya
Disana , sesosok makhluk kecil akan hadir dalam hidup kami
Bagian dari kami

Menggelikan tapi manis

Ketika aku terhempas
semuanya berakhir dan kembali nyata
Berakhir menggantung
Menyisakan tanda tanya

Andai Tuhan mengijinkan
Ketika kuterlelap nanti
Ku ingin dia hadir lagi
Menghapuskan tanda tanya

Ketika dia hadir dalam sosok nyata
sebersit rasa menikam hati hingga kejantung
Apakah semudah ini kujatuh hati ?

Tapi aku tak selugu dulu
Pelajaran dimasa lalu
Membuatku selalu waspada
Pada rasa yang kadang menggila

Sesungguhnya ... aku takut
Takut dia tak merasa sama
Takut salah memahami rasa
Takut jika , kuterluka lagi

Y.A

READ MORE - Short Dream

Kamis, 18 Oktober 2012

SPEED MARRIED 7 (SOMEONE IN THE PAST)

Pagi harinya Cakka mendapat telepon dari Bundanya , katanya sepulang sekolah dia harus menemui beliau dirumah besar , rumah kediaman Ayah , Bunda dan kakek Cakka .

Perasaan gue jadi gak enak gini ya . Batin Cakka setelah menerima panggilan dari bundanya .

Seperti biasa , pagi-pagi Oik menyiapkan breakfast untuk mereka berdua . Ketika  Oik sedang memakai sepatu dan Cakka mencuci piring bekas mereka tadi, Cakka membuka percakapan .

“Yang , pulang sekolah kita kerumah besar dulu ya . Ada yang Bunda mau sampein katanya . “
“Hmmm ? kok tumben ya ? ada apa ya ? “ Jawab Oik balik bertanya
“Aku juga gak tau , kita liat nanti aja . “ Jawab Cakka yang telah selesai mencuci piring dan hendak mengambil backpack nya disalah satu kursi meja makan kecil itu .
“Yuk , berangkat . “ Kata Cakka mengulurkan tangannya pada Oik yang masih memakai sepatu .
“Oke , selesai . Yuk ! “ Jawab Oik dan membalas uluran tangan Cakka , mereka berdua bergandengan menuju bagasi , dan terpisah ketika menuju pintu mobil yang memang bersebrangan .

Sorenya dirumah Besar

Ketika Cakka dan Oik sampai dihalam depan sebuah rumah yang sangat besar dan mempunyai parkiran yang cukup luas dengan rumput hijau subur disetiap sisinya , sudah ada sebuah mobil yang terparkir disana , yang jelas mobil itu bukan milik Ayah , Bunda maupun kakeknya . Cakka pun semakin dibuat heran karena ada sebuah koper berukuran sedang didepan pintu .

Cakka dan Oik saling berpandangan ketika melihat koper itu , dan Cakka pun mengangkat bahu sebagai jawaban bahwa dia juga tidak tahu itu milik siapa .

“Agaaaaaaaaa ! “ Teriak seorang perempuan yang seumuran dengan Cakka dan Oik tapi dia lebih muda 1 tahun , berlari menuruni tangga dan menghampiri Cakka , langsung memeluknya . Oik yang melihatnya sedikit terkejut dan menghasilakn tanda tanya besar di benaknya . siapa wanita ini ? pikirnya.

“Hey Nadya ! lo kapan balik ? “ Tanya Cakka membalas pelukan wanita tadi , yang ternyata bernama Nadya .

“mmmm gak penting , yang penting gue kangen banget sama lo ! “ Jawab Nadya melepaskan pelukan mereka dan mencubit kedua pipi Cakka . Oik hanya berdiri mematung dan ikut tersenyum melihat kedua nya , meskipun ada rasa sedikit cemburu menyeruak dalam hatinya . Cakka tersadar akan keberadaraan Oik , yang sedikit mereka abaikan sedari tadi .

“Oh iya , Nad , kenalin ini Oik . Ik kenalin ini Nadya . “

“Oik .. “ Oik tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk berkenalan

Awalnya Nadya diam dan hanya memandangi tangan Oik yang terulur , menyadari Nadya tak bereaksi Cakka menyenggol bahunya pelan .

“Eh .. gue Nadya . “ Jawab Nadya ikut tersenyum juga .

Ketika itu seorang perempuan berumur 50 tahunan menghampiri mereka .

“Maaf den Cakka , mbak Oik ,dan mbak Nadya sudah ditunggu ibu diruang keluarga .” Katanya sopan dengan sedikit aksen jawa .
“Iya , Bik . Makasih ya .” Jawab Cakka diikuti senyuman dari Oik sebagai tanda menghormati orang yang lebih tua .

Setelah bibik pergi , Cakka memandang Oik dan Nadya bergantian .

“Yuk kita keatas ! “ Seru Cakka menggandeng tangan Oik , dan Oik tersenyum mengangguk memberi isyarat pada Nadya . Nadya membalasnya dengan kikuk .

Cakka dan Oik berjalan didepan Nadya , Nadya yang melihat Cakka dan Oik seperti itu merasa tak nyaman .
Karena dulu , Cuma dia yang bisa diperlakukan manis oleh Cakka seperti itu . Tapi sekarang ? Seorang wanita yang baru dia kenal beberapa menit yang lalu telah menggantikan posisinya . Sucks ! Gumamya

***

“ Oik ? sudah kenalan dengan Nadya ? “ Tanya Bunda ketika mereka telah berkumpul disebuah ruangan yang cukup besar beralaskan marmer dengan pajangan lukisan-lukisan dibeberapa sudut dinding.
“Sudah Bund . “ Jawab Oik sopan dan mendapat anggukan dari Bunda
“Nadya ini , adalah anak Pak.Doni , tetangga dirumah lama kami di Yogyakarta . Waktu Cakka dan Nadya Kecil , mereka selalu bermain bersama tak kenal waktu . Sulit dipisahkan seperti kalo rambut kamu kena permen karet . “ Cerita Bunda menerawang kebeberapa tahun yang lalu disertai senyuman .

Oik yang baru tahu cerita ini mendengarkan dengan antusias dan sesekali tersenyum . Sedangkan Cakka dan Nadya tersenyum simpul dan melemparkan ingatan mereka kebeberapa tahun yang lalu ketika mereka kanak-kanak .

“Dulu tante juga ingat Nad , pas kamu bilang sama papa dan mama kamu waktu kita barbecuean dirumah tante , kalo besar nanti kamu mau jadi pengantin nya Cakka , ckck . “ Lanjut Bunda menggeleng-gelengkan kepala

“Tapi sayang , Cakka udah pilih pengantinnya sendiri . “ Kata Bunda lemah dan menatap Oik , Oik yang merasa diperhatikan balik menatap Nadya tanpa ekspresi , sementara Nadya yang tadinya tersenyum-senyum , senyumnya memudar dan digantikan dengan ekspresi tidak mengerti .
“Ma..maksud tante ? “
“Loh ? Cakka belum ngasih tahu kamu ? Oik sama Cakka kan sudah menikah beberapa minggu yang lalu Nad ? “ Bunda balik bertanya , Nadya hanya menggeleng lemah dan menatap Cakka , yang diperhatikan malah nyengir .

Semua energi yang Nadya punya mendadak menghilang setelah mendengar berita ‘buruk’ itu . Dari dulu Nadya memang mempunyai perasaan terhadap Cakka , meskipun itu perasaan yang dimiliki anak-anak , tapi untuk Nadya , perasaannya untuk Cakka tak akan pernah bisa digantikan oleh siapapun dan sampai sekarang perasaanya itu tak berubah .

“Hehe , maaf ya Nad , gue lupa ngasih tau lo . “ Suara Cakka menarik Nadya kembali pada realita. Nadya hanya tersenyum simpul karena belum sepenuhnya bisa menerima kenyataan dihadapannya .
“Yaudah , untuk sementara Nadya mau tinggal dirumah ini sementara papa nya nyari rumah di Jakarta . Bunda juga udah daftarin Nadya disekolah kalian . Jadi , usahain kalian berangkat dan pulang bareng Nadya ya . Nadya kan belum hafal Jakarta . “
“oh ya ? lo sekolah di SMA kita Nad ? wah seru nih ! “ Seru Cakka senang , Nadya hanya mengangguk semangat dan melupakan problem dihatinya .
“Kamu dikelas apa Nad ? “ Tambah Oik mengikuti Obrolan
“Gak tau , gue gak ikut survey tadi , Cuma tante Ida . “ Jawab Nadya dengan nada sedikit kesal
“Yaudah , Cakka kamu tolong angkat koper Nadya didepan itu kekamar lama kamu . “
“Sipp , Bun ! “

***

Sudah seminggu sejak kembalinya Nadya dalam kehidupan Cakka , sejak itu pula Oik merasa seperti tersisihkan . Semua serba Nadya , mulai dari berangkat sekolah mereka harus menjemput Nadya dirumah Besar . pulangnya , Nadya tidak mau langsung diantar kerumah besar karena katanya disana sepi jadilah Nadya pulang kerumah Cakka dan Oik . Sepanjang hari Cakka seperti terlena dengan masa kecilnya bersama Nadya , mereka akan menonton DVD kesukaan Nadya sewaktu kecil ‘Barbie series’ . Bahkan dengan antusiasnya Cakka bercerita kalau sewaktu mereka kecil , panggilan sayang Cakka untuk Nadya adalah ‘Barbie’. Awalnya Oik memang dilibatkan dalam percakapan , tapi lama kelamaan Cakka dan Nadya malah asik sendiri dan mengacuhkan Oik . Dan masih banyak lagi rentetan kejadian yang mengharuskan Oik untuk terus mengalah .

Dan kejadian yang sangat membuat Oik merasa benar-benar di nomor dua kan oleh Cakka adalah ketika Oik minta ditemani Cakka ke Gramedia sewaktu pulang sekolah untuk mencari buku referensi tugasnya yang akan diserahkan besok,  tapi Nadya malah merengek minta ditemani ke Salon dan butik . Cakka yang memang suka perawatan salon juga , akhirnya malah memilih menemani Nadya ke salon dan butik .

“Sayang , temenin aku mampir ke gramedia dulu ya , aku mau cari buku buat tugas referensi geografi besok . “ Oik merubah posisi duduknya menghadap kearah Cakka yang sedang menyetir .
“Okeee , kita puter balik ya ! “ Melihat didepannya ada rambu lalulintas yang memperbolehkan kendaraan memutar arah , Cakka mengubah laju juke nya menuju PIM . Sementara Nadya asik dengan ear phone nya terlihat tidak peduli dengan perubahan arah laju itu .

Dalam perjalanan itu Nadya melihat ada sebuah salon dan butik yang bersebelahan , bangunannya terlihat elegant dan cukup menarik perhatiannya .  Nadya pun langsung menghentakkan kakinya bergantian .
“Stop ! stop ! stop ! “ teriak Nadya dan menghasilkan gerak refleks dari Cakka , menginjak rem secara mendadak .
“Aduh ! “ Kesal Oik karena kaget dengan gerak refleks Cakka .
“Kenapa Nad ? “ Tanya Cakka pada Nadya melalui spion tengah , mau tak mau Oik juga membalikkan badannya melihat Nadya di jok belakang .
“Itu disana ! ada salon sama butik , aku mau kesana . ya kka ya .... “ Rengek Nadya sambil menunjuk sebuah bangunan yang berdiri elegant itu dan tangan yang lainnya mengguncang-guncang bahu Cakka .
“Tapi kita mau ke .... “ Belum sempat Oik melanjutkan kalimatnya , Nadya tiba-tiba menyerobot
“Aku udah lama gak ke salon selama aku di Jakarta , waktu di Singapore aku sibuk sekolah gak ada yang mau nemenin juga. “ Yang tadinya Nadya merengek seperti anak bayi  dan membuat Cakka tidak tega .

Cakka menatap Oik sekilas kemudian menatap Nadya yang masih menatap memohon pada Cakka dan belum menurunkan tangannya dari bahu Cakka .

“Hmmmh , yaudah ... yaudah , kita ke salon sama butik deeeh . “ Bujuk Cakka dan menghasilkan tatapan melongo dari Oik .

Tanpa mempertimbangkan persetujuan dari Oik , Cakka langsung memasuki pelataran parkir salon dan butik yang bersebelahan tersebut . Oik jadi merasa semakin di anak tirikan , dia hanya bisa pasrah dan menahan emosinya .

Keluar dari mobil , Nadya langsung menggandeng Cakka dan membimbingnya masuk ke sebuah salon yang beridiri didepannya , lagi-lagi Oik melongo dan kemudian berjalan dibelakang mereka dengan tampang Badmood . Menyadari Oik berjalan agak jauh dengannya , Cakka kembali dan menarik Oik agar berjalan beriringan dengannya .

“Ik , gakpapa ya kamu ke gramedia nya setelah ini ? “ Tanya Cakka sewaktu langkah mereka beriringan , Nadya berjalan didepan mereka sambil mengamati desagin salon itu .
Oik hanya membalasnya dengan senyuman yang dibuat-buat .

gakpapa banget kok , Nadya kan emang no.1 buat kamu ! “ dumel Oik dalam hati

Sementara Cakka dan Nadya melakukan perawatan rambut disalon ini , Oik duduk menunggu dengan gelisah sambil membuka-buka halaman sebuah majalah dipangkuannya untuk membunuh waktu . Berkali-kali Oik melihat arloji dipergelangan tangannya , berkali-kali juga Oik harus menerima kalau jarum jam seperti tak pernah bergerak ! stuck di angka 4 !

Akhirnya Oik memutuskan untuk menelpon Sivia .

Hallo Ik ? tumben-tumbenan lo nelpon gue ? ada angin apa nih ? “ Suara Sivia terdengar disebrang Telephone
Gue bete ! “ jawab Oik lebih dari jutek
“Lah ? gue yang kena semprot ? bete kenapa sih ? “
“Sorry ! bayangin aja Vi ! tugas yang harus di kumpulin besok sama Pak.Yudi itu gue sama sekali belum punya referensinya ! “
“Laah gampang ! sekarang lo tinggal ke gramedia atau toko buku aja kan beres ! “
“Iyaaa Via ! tadinya gue emang mau ke Gramedia , tapi ?! you know lah si Nadya malah minta dianter ke salon dan yang bikin gue tambah gedek , Cakka malah ikut-ikutan perawatan disalon ! dan gue ?! kaya sopir yang nungguin majikannya disalon tauk ! “
“Hahahah , sabarrr Ik . keterlaluan amat tuh si Nadya . Yaudah lo tinggal pamit aja sama mereka , gue temenin deh ke gramedia nya . “
“Beneran ?! tapi jemput gue dulu di salon ? apa yah ni namanya ? pokonya salon yang sekitar PIM laah . “
“Oke tau gue , salon langganan nyokap juga tuh . Oke 20 menitan  lagi gue sampe ya ! “

Setelah panggilan terputus , Oik bangkit dari sofa merah maroon yang dari 2 jam yang lalu setia menemani Oik dan menuju tempat perawatan rambut mencari Cakka dan Nadya .
Tapi , ketika Oik menemukan Cakka dan Nadya . Mereka sedang asyik ketawa-ketiwi membecirakan entah apa karena jarak tempat Oik berdiri cukup jauh  . Oik semakin dongkol melihatnya.

“Gue dari tadi bete-betean gak jelas ! mereka malah asyik sendiri ! “ Dumel Oik dalam hati dan mengurugkan niatnya untuk berpamitan dengan Cakka . Dengan langkah gontai meninggalkan salon tersebut dan berjalan ketrotoar menunggu sivia datang .

Bodoamat lah kalau dia nyariin gue ! emang yakin lo bakal dicariin Ik ? hah ! NYEBELIN ! Oik bermonolog dengan pikirannya sendiri .

Beberapa menit kemudian Jazz merah sivia berhenti tepat didepan Oik , kemudian mereka berdua melaju menuju PIM .

***

Satu jam kemudian ..

Cakka dan Nadya selesai dengan perawatan rambut mereka . Tapi ketika Cakka hendak membayar tagihan di lobby salon , dia tak melihat Oik disana .

“Loh Nad ? Oik mana ? “ Tanya Caka tapi matanya berkeliling mencari sosok Oik .
“Gak tau . Telpon aja .” Jawab Nadya santai

Menuruti Nadya , Cakka langsung mengeluarkan BB nya dan mendial no Oik .
Lama .. tak ada jawaban . Tapi beberapa saat kemudian  , 1 message masuk .

From : My.O
Aku pergi ke gramedia . kamu lanjutin aja acara kamu sama Nadya !

To : My.O
 Kok kamu nggak nunggu aku selesai ? kita kan bisa pergi bareng ?

Tak sempat menunggu jawaban dari Oik , Nadya langsung menarik Cakka menuju butik disebelah . Cakka hanya bisa pasrah dan berharap Oik bisa mengerti .

Mengerti kalau dia sedang asik bersama orang dimasalalu nya ? Mengerti kalau dia merindukan masalalu nya ? atau mengerti bahwa perasaannya untuk Nadya yang tidak terdefinisi ? Apapun itu , telah membuat hati Oik dongkol dan suatu saat pasti akan meledak seperti bencana Gunung Merapi .

Sudah jam 7 malam tapi Oik belum bisa di hubungi dan belum juga pulang . Setelah dari butik , Nadya mengatakan kalau dia mau menginap di rumah Cakka dan Oik saja . Sementara Nadya mandi memakai kamar mandi kamar Cakka dan Oik , Cakka sibuk menghubungi No Oik yang belum juga aktif sampai-sampai putus asa harus berbuat apa lagi .

***

Sivia sedang berusaha membujuk Oik agar menghubungi Cakka yang mungkin sedang mencari keberadaan Oik . Tapi Oik enggan berkomentar . Mereka masih duduk di sudut coffee toffee yang sedikit ramai karena ini jam nya anak muda mencari tempat tongkrongan .

“Ik.. ayolah telephone Cakka . Dia pasti lagi bingung nyariin lo . “ mohon Via untuk kesekian kalinya .
Oik menatap Sivia malas
“Gak yakin deh gue kalo Cakka bakal nyariin Gue vi . “ jawab Oik putus asa
“duuh jangan negatif thinking gitu dulu laah . atau nggak , gue anterin lo pulang ya Ik ? “

Oik menatap Sivia , terlihat ekspresi khawatir dan juga lelah di raut wajahnya . Melihatnya membuat Oik jadi tidak tega harus merepotkan Sivia lagi . Akhirnya Oik mengangguk lemah tanpa ekspresi . Sivia hanya tersenyum melihatnya .

***

Mendengar suara mesin mobil diluar , Cakka bangkit dari sofa malas nya dan menuju teras untuk melihat barangkali Oik yang pulang . Dan ternyata benar saja ,Oik turun dari jazz merah . Melambaikan tangan pada pengemudinya sebagai ucapan terimakasih . Cakka yang melihatnya daribalik pagar jadi bertanya-tanya .
Siapa itu ?

Oik masuk dan melewati pekarangan kecil rumah mereka . Cakka hanya menunggu sambil melipat kedua tangannya diatas dada . Oik berjalan melewati Cakka dan mengacuhkannya , Cakka jadi agak naik darah dengan tingkah Oik yang sudah membuatnya khawatir dan ketika pulang malah berlagak seperti tak terjadi apa-apa bahkan mengacuhkannya . Cakka pun berbalik mencegat Oik yang sudah berada diruang tamu , langkah Oik pun terhenti dan mendongakkan kepalanya menatap Cakka .

“Aku Capek . “ Ucapnya lemah
“Tadi itu siapa ? “ Tanya Cakka datar menghiraukan keluhan Oik
“kka ?! aku capek mau istirahat ! “ Jawab Oik kesal dan hampir berlalu meninggalkan Cakka diruang tamu karena Cakka mencengkal pergelangan tangan Oik .
“Aku tanya yang tadi itu siapa ! “ bentak Cakka tidak sabar

Oik terperangah mendengar Cakka membentaknya . Ini kali pertamanya Cakka membentaknya seperti ini selama hubungannya dengan Cakka beberapa tahun yang lalu .
Oik tersenyum miris lalu menjawabnya .

“kamu masih peduli sama aku ? “ Oik balik bertanya dengan nada lemah terdengar hampir menangis . Melihat Cakka bergeming dan hanya menatapnya dengan penuh tanda tanya.
“Masih peduli ? “ Ulang Oik dengan nada suara yang seperti akan menangis , melihat Cakka masih bergeming Oik melepas paksa cengkraman Cakka dari tangannya dan berlalu meninggalkan Cakka . Baru beberapa langkah meninggalkan ruangtamu , langkah Oik kembali terhenti karena melihat sosok perempuan keluar dari kamarnya menggunakan kemeja putih gombrong miliknya . Oik menatap Nadya yang berdiri tepat dihadapannya dengan nanar . Kemudian Oik membalikan tubuhnya menatap Cakka dibelakangnya yang sedang kebingungan . Air mata yang tadinya tertahan dipelupuk matanya luruh bersaman ketika Cakka tiba-tiba berdiri dihadapannya .

“Aku bisa jelasin ... “ Cakka mencoba menggenggam kedua tangan Oik , tapi Oik menarik tangannya , malah menatap Cakka dengan tatapan malas dan dengan langkah gontai memasuki kamarnya .

Nadya yang tidak tahu apa-apa hanya memperhatikan mereka berdua dengan tampang polos . Kemudian dia menyadari bahwa keadaannya saat ini terlihat seperti telah terjadi ‘apa-apa’ , ditambah lagi dia sedang memakai baju Oik tanpa seizin pemiliknya . Sedikit rasa bersalahpun muncul dalam benak Nadya , ditambah melihat raut wajah Cakka yang sedikit frustasi rasa bersalah tambah menusuk dadanya .

Sebesar dan sedalam apapun perasaan Nadya terhadap Cakka , tak bisa membantah keadaan yang kini sudah berbeda , Cakka sudah milik orang lain seutuhnya. Cakka kini bukan aga kecilnya dulu, aga berbeda dan aga kecilnya sudah tumbuh menjadi Cakka . Kini dia hanya akan jadi orang ketiga jika memaksakan keinginan hatinya . Dengan langkah ragu dan perasan bersalah , Nadya menghampiri Cakka yang terpaku didepan pintu kamar yang tadi di tutup Oik .

“kka ? “
Cakka menoleh dengan tatapan sayu .
“Maaf ya Nad , lo gak seharusnya lihat kejadian ini . “
Nadya cepat-cepat menggeleng .
“Nggak .. nggak kka . ini salah aku , aku yang harusnya minta maaf . “
“Aku mau kerumah tante ida aja kka , kayanya keberadaan aku nggak tepat disini .”
“yakin lu ? “

Nadya mengangguk mantap.
Cakka tersenyum dan mengacak rambut Nadya yang masih setengah basah .

***

Hari ini sudah sangat cukup menguras kesabaran Oik , dia butuh sesuatu yang membuatnya tenang dan sedikit melupakan kedongkolan hatinya .

Setelah menyimpan buku yang tadi ia beli , Oik memasuki kamar mandi dan mengisi penuh bath up nya dengan air hangat , menyalakan dua buah lilin aroma terapi disudut bath up , dan memasukan cairan putih kental kedalam bath up yang sudah terisi penuh Kemudian oik berbaring didalam bath up yang penuh busa . Aroma Lavender menyeruak kedalam hidungnya dan memenuhi ruangan ,membuat hati dan fikirannya kembali damai .
READ MORE - SPEED MARRIED 7 (SOMEONE IN THE PAST)

Aku Karenamu

Semua keraguan...
Ketidakpastian...
Dan kegundahan hati
Seolah terjawab , terpampang didepan mata

Keangkuhan
Ketidak pedulian
Membuatku
diam-diam menahan sakit

Kesedihan
Kebahagian
Kurasakan bukan tanpa alasan

Jika ini adalah kamu
Tak bisakah menjadi sosok yang ku ingin ?

Tersenyum
Bahagia
Menangis Bersamaku
Bisakah ?


Y.A
READ MORE - Aku Karenamu

Minggu, 14 Oktober 2012

Aku + Kamu = .... entahlah

Aku ingin menjadi karang ...
Tetap tegar diterpa ombak
Tak perlu mencintai
tak punya rasa tak punya hati
Hanya sebatas ingin ...

Nyatanya , aku ...
Terjebak dalam labirin perasaan yang tak berujung
Terpaku tanpa ada yang bisa mengalihkan , kecuali kamu
Tak mampu mempercayai lagi , selain kamu
Meski akhirnya aku tak punya alasan untuk tetap mempercayaimu

Kenapa cinta tak butuh alasan , sedang benci selalu punya alasan ?
Apa ada yang salah dengan kata cinta ?
Kata yang sangat sulit dideskripsikan
Dan mempunyai arti tak terbatas

Lagi-lagi tentang cinta ...
Kenapa cinta harus sesulit ini untukku ?
Merasa terikat tapi tidak
Merasa dekat tapi aku tak mengenalmu
Aku hanya kenal kamu yang dulu

Betapapun indahnya rangkaian kata yang tercipta untukmu
Kamu tidak akan pernah tahu
Karena perahu kertas tak bisa menyampaikannya padamu

Aku tahu kamu tahu
Tanpa aku harus memberi tahu
Bahwa aku dan kamu
Pernah menjadi Kita

Y.A
READ MORE - Aku + Kamu = .... entahlah

Senin, 17 September 2012

Someone :(:

Dia telah mengajariku bagaimana rasanya merindukan....
Merindukan masalalu

Dia pernah memberiku senyuman tulus ...
tulus sebagai ... sahabat kah ?

Dan dia sedang mengajariku caranya mengikhlaskan..
mengikhlaskan kenangan

kenanganku bersamanya
READ MORE - Someone :(:

Jumat, 27 Juli 2012

Life To Choose

S
ejatinya , dalam hidup kita harus memilih . Memilih sedih atau gembira . Memilih bebas atau tersiksa . Tersiksa dengan rasa , juga bersedih karena mencintai seseorang . Kadang aku bertanya.Adakah orang , selain aku, yang merasa tersiksa dan bersedih karena telah mencintai seseorang ?


Cakka memang bukan sosok yang sempurna.Aku menyukai pribadinya yang sederhana,apaadanya dan dia selalu menjadi cermin untukku. Aku.. mencintainya .
Dan bahkan hampir memujanya jika itu tak  berdosa.Namun sayang , aku mungkin tak bisa memilikinya.Hanya sebatas ..........
----------------------------------------------------------------------------------


“Hey ! kenapa ngelamun ? “


“eh ? nggak kok kak , Oik gak ngelamun .”


“Lah terus ? “


Tak ada jawaban dari Oik


“Kamu kenapa sih Ik ? “


Aku menatapnya dan merubah posisi dudukku menghadap kearahnya , kami berada diatas rumput ditaman Utara kampus kami . Aku menarik nafas agar nada bicaraku konstan . Karena jujur , sekian lama aku kenal kak Cakka , setiap aku didekatnya hatiku selalu dag-dig-dug.


“Oik lagi jatuh cinta kak . “


“hah ? beneran ? “


“Ya . “


“Siapa ? “


“Kak , Cakka . “ Kata ku lirih , tak berani melihat airmuka kak Cakka


Sudah lama aku mengumpulkan keberanian untuk mengatakan ini,dan akhirnya kata itu terucap dari mulutku.Rasanya seperti ketika aku mengakui bahwa aku kehilangan uang untuk bayaran gedung sekolah ketika aku duduk di SMA dulu kepada ibu .


“Maaf , Oik udah lancang sama kakak , maaf karena Oik punya perasaan ini buat kakak , Oik Cuma mau hati Oik tenang dengan bilang ini sama kakak . “


Ucapku perlahan. Selama beberapa menit kak Cakka bergeming kulihat matanya menerawang memandang jauh rerumputan didepan kami tanpa ekspresi , dan membuatku semakin ciut . Keberanian yang tadi menggebu mendadak hilang terhempas angin yang berhembus disekitar kami .

“Oik gak perlu jawaban dari kakak , toh ini Cuma perasaan Oik sendiri . Perasaan ...........


Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku , tiba-tiba kak Cakka menatapku dan pandangan kami bertemu otomatis aku langsung menghentikan kalimat yang tadi sempat terlintas difikiraku dan memilih untuk diam .


“Kenapa kamu baru bilang sekarang Ik ? “ Suaranya terdengar prustasi


Aku bergeming , menunggu kak Cakka melanjutkan kata-katanya . Kak Cakka meraih kedua tanganku dan menggenggamnya , membuat pandanganku tertuju pada kedua tanganku yang digenggamnnya lalu  menatap kak Cakka .


 “Kakak juga sayang sama kamu , Ik . “ Suara dan sorot matanya terlihat bersungguh-sungguh berhasil membuatku melting .


Sesaat kemudian , Aku tersenyum senang , sangat senang ! orang yang selama ini aku sayang , ternyata menyayangiku juga . Kalau tahu jawabannya akan seperti ini , aku tidak akan ragu untuk mengungkapkannya dan aku tidak akan menunggu hingga kedaannya berbeda seperti ini . Kak Cakka ikut tersenyum dan memelukku erat .


Tiba-tiba aku teringat sesuatu , aku melepaskan pelukan hangat kak Cakka dan perlahan senyumku memudar,  kak Cakka menatapku aneh .


“Kak Shilla . ....“ Ucapku lirih , aku melihat kak Cakka terpengaruh dengan nama itu , dan lagi-lagi pandangannya menerawang . Sesaat kemudian dia menatapku dalam dan meraih sebelah tanganku , tersenyum .


“Jangan difikirin ya , yang penting kita ...... “ Tangan Kak Cakka yang lain  mencubit hidungku pelan.


“Kita apa ? “


“Pacaran ... “


“Backstreet , lebih tepat deh kak . “


Aku tahu ini salah , aku tahu ini sebenernya tak boleh dijalani . Tapi mau bagaimana ? aku lelah melihat orang yang aku sayang bersama wanita lain . Aku tahu aku orang paling egois sedunia . Tapi , aku juga mempunyai berjuta alasan untuk melakukan ini . Bukankah semua orang mempunyai alasannya sendiri dalam mengambil setiap keputusan yang dia ambil ?

To : ShillaZee
Shill , jadi gak ? katanya mau dianter ke Butik ?


From : ShillaZee
Iya , beb . Aku tunggu di parkiran ya .

-----------------------------------------------------------------------------

“Vin , ke toko arloji dulu gak kebertan kan ? “


“Oh , gak apa kok Ik . yuk ! “ jawab Alvin dan menggenggam tanganku , aku tersentak atas sikapnya yang sedikit berani .
                        
Alvin , seminggu yang lalu Alvin menyatakan perasaannya .Dia , menyayangiku . Tapi , aku belum menjawab pernyataan Alvin itu . Karena itu sebuah pernyataan kan ? bukan sebuah pertanyaan yang harus dijawab ?


Dan aku memutuskan untuk menjalani saja dulu . Dan Alvin juga tahu kalau aku menyukai kak Cakka , hebatnya Alvin , katanya dia mau berusaha untuk menghapuskan kak Cakka dari hatiku dan mengantikannya dengan dirinya. Tapi Alvin belum tahu kalau kak Cakka dan aku pasangan baru ‘backstreet’ . Maaf Alvin , aku tidak bermaksud membohongimu seperti ini . Aku hanya tidak mau kamu terluka gara-gara aku .


“Itu ! aku udah ngincer jam itu dari lama . “ Tunjuku pada sebuah jam yang berada dalam etalase ‘Arloji shop’.


“Kamu mau ? “ Tawar Alvin


“Iya , sekarang tabunganku cukup . Untung masih ada ya . “


Baru saja aku hendak meminta tolong pada karyawan ‘aroji shop’ untuk mengambilakannya untukku , tapi seseorang menyerobot .




“Mas , saya ambil jam itu . “ Katanya menunjuk jam idamanku
Alvin sama-sama bengongnya denganku , dan dia melihat raut wajahku yang kecewa dan sedih .


“Loh ? Shill , jam itu udah punya Oik ! “


“Punya Oik ? “


“Oh , gak apa kok kak , kalau kakak suka buat kakak aja . “


“Tapi Ik ? “


“Gak apa Vin , aku bisa beli yang lain kan . “


Kak Cakka yang berdiri dibelakang kak Shilla hanya memperhatikan kami .
Seperti alur cerita yang terjadi pada film , sinetron ataupun novel-novel , aku dan Alvin bertemu kak Cakka dan kak Shilla di pusat perbelanjaan.Karena kebetulan ini , kami berempatpun memutuskan untuk launch bersama .

---------------------------------------------------------------------


Kak Shilla yang memilih tempat , dia memilih launch di solaria . Tempat favorit Cakka-Shilla ‘katanya’ .


Kami memilih tempat outdoor , karena cuaca siang itu mendung dan angin semilir membawa ketenangan .


“Kalian ? pacaran ? “Tanya kak Shilla padaku dan Alvin


“Maunya sih gitu . “ Alvin memandangku dan tersenyum , aku membalas senyuman itu.


“Tapi kayanya aku harus usaha buat ngerebut hati Oik dari seseorang dulu , baru kita pacaran . Ya gak Ik ?”


“Alvin , apasih . “ Aku tersenyum tak enak , dan memandang kak Cakka sekilas .


Oh God ! kak Cakka cemburu ?
Harus senang atau takutkah aku ?

--------------------------------------------------------------------------


From : Kak Cakka
Oh jadi , kamu sama Alvin gitu .


To : Kak Cakka
Ceritanya panjang kak , aku gak bisa jelasin lewat sms . plisss jangan marah sama Oik .

Setelah pesan terkirim , tak lama ada panggilan masuk dari kak Cakka .


“Halo , kak plisss jangan salah paham dulu . “


“Terus ? “


“jangan marah dulu , Oik jadi gak tenang . “


“hmmm “


“Alvin emang udah nembak aku, dari seminggu yang lalu.Tapi berani sumpah kak aku belum jawab . “


“Kenapa ? “


“Oik bingung . Disatu isi Oik gak sayang sama Alvin , disisi lain Oik butuh seseorang yang bisa merhatiin Oik .  Alvin udah baik banget sama Oik , Oik jadi gak enak .“


“Jadi kamu gak nganggep aku ? “


“Bukan gitu , itukan dulu sebelum aku berani bilang sayang sama kakak . “


“terus sekarang ? “


“jangan jutek gitu , Oik gak suka . “


“Iya iya maaf , abis kamu bikin aku cemburu . “


“Oik paling gak suka dijutekin “


“Kok jadi kamu yang ngambek sih ? “


“Biarin , abis kakak ngeselin . “


“ngeselin apa ngangenin .. hayooo “


“Ih ka kaaaaaaa .... “


Perlahan obrolan kami mulai mencair dan rasa cemburu kak Cakka sudah meluap entah kemana .


“Jangan pagil kaka dong , sekarang kita kan udah jadi couple .. hehe “


“Aku harus panggil apa doong ? “


“hmmmm apa ya ? gimana kalo ‘Cimu’ ?”


“Hah apaan tuh ? ahhaha aneh tauk ! “


Cimu itu singkatannya ‘cinta kamu’ “


“oooh haha , yaudah kalo gitu pasangannya ‘Cimu’ berarti... , ‘Ciku’ yaa “


Ciku ? Cintaku ? “


Tak terasa kami sudah hampir 1 jam on the phone . Setelah panggilan diputuskan ada banyak sms masuk dari Alvin.

-----------------------------------------------


From : Alvin
Ik , aku jemput ya ?


To : Alvin
Oke J


Keperluan untuk 3 hari kedepan aku pack kedalam ransel coklat milikku .  Alvin katanya akan menjemputku . Hari ini anak-anak di perkumpulan pencinta alam , organisasi yang aku ikuti di kampus mengadakan Camping di daerah Lembang , Bandung . Kak Cakka , Alvin , kak Shilla satu organisasi denganku .Dan aku mengenal mereka di organisasi ini.

-------------------------------------------

S
epertinya 3 hari kedepan adalah waktu yang sulit untukku . Aku pasti akan melihat kemesraan kak Cakka dan kak Shilla yang pasti membuatku sakit hati. Tapi , akan sedikit terobati karena Alvin juga ada disini , setidaknya aku bisa mengalihkan perhatianku.Disisi lain aku juga bisa lebih dekat dengan kak Cakka , meskipun dibelakang semuanya.


Malam hari kami berkumpul ditengah tenda-tenda yang kami dirikan . Menyalakan api unggun,menyanyi,membuat jagung bakar,dan kegiatan lainnya yang menghilangkan jenuh. Kak Cakka dan kak shilla duduk disebrang  api unggun , tapi tak menghalangi pandangan kami . Sedangkan Alvin , tentu duduk disampingku. Kak Cakka tampak memperhatikan aku dan Alvin dengan tatapan tak suka .


Tiba-tiba HP ku bergetar , pertanda sms masuk .


From : Cimu
Perlu ya , kamu duduk deket Alvin ?


To : Cimu
Tega  ya  aku duduk sendirian , gak punya temen ?


Kak Cakka apaansih , gak suka aku deket-deket Alvin . sendirinya becanda-canda sama kak Shilla . Resek !
Aku memandang kak Cakka dan kak Shilla risih , dan aku memutuskan untuk pergi ke toilet .


“Vin aku , ke toilet dulu ya . “


“Yu , aku anter . “
Alvin hendak bangun mengantarku.


“Eh gak usah Vin , aku bisa sendiri kok . Lagian toiletnya kan gak jauh ini . “


D
isini memang hutan kecil khusus bumi perkemahan , dan toilet termasuk fasilitas didalamnya. Dan memang , jaraknya ‘agak’ dekat sekitar 50m dari tenda.
Aku berjalan hati-hati , karena malam ini bulan enggan menampakkan diri , jadi aku membawa senter kecil untuk menerangi jalan .


Terlalu berani , padahal hati belum-belum udah ciut . Melihat pohon tinggi , jalan berumput , dan suara-suara serangga yang bikin bulukuduk merinding , ditambah Oik gak suka gelap,ini menjadi moment sempurna untuk adunyali.Harusnya tadi , Oik terima aja tawaran Alvin .


Takut-takut ,Oik menyusuri jalan gelap menuju toilet.Tiba-tiba Oik mendengar langkah kaki dan hembusan angin yang tak biasanya. oik semakin parno dan semakin erat menggenggam senter kecil yang dibawanya,saking eratnya senternya tiba-tiba mati dan tak mau menyala lagi,sedangkan suara langkah semakin dekat dan dekat .


“mamaaaa ..... “ jerit Oik tertahan dan jongkok menenggelamkan wajahnya diantara lututnya.


“Ik..Oik... “


“hm hm hm ... ma ma .... maaf maaf Om jin tante setan Oik gak ganggu , Cuma numpang lewat . “ Suara Oik tertahan karena sangat takut.


“Oik , bangun ini kak Cakka . “
Takut-takut Oik mengangkat wajahnya perlahan dan melihat sumber suara didepannya.Usil Cakka malah mendekatkan wajahnya yang terlihat siluetnya saja yang semakin menakuti Oik , dan membuat Oik terjengkang ke belakang .


“Ah , kak Cakka ! gak lucu ! . “


“hehehe , maaf Ik . Abisan kamu sok berani gelap-gelapan sih . Padahalkan ... “


“Udahdeh , ngapain kakak ngikut-ngikut aku ? “


“Kok jutek gitu ? “


“gak . biasa aja ! “


“ooooo.. “


“Ih kakak ngeselin ! bikin BT tau ! “


“BT kenapa sih cikuuuu ? “


“Aku gak boleh deket-deket sama Alvin . kamu sendiri becanda-candaan sama kak Shilla . Gak adil ! “


“Jadi ? kamu cemburu ? sampe-sampe pergi ketoilet yang nyeremin itu ? “


Kak Cakka menunjuk toilet yang emang nyeremin itu . Aku emang paling parno sama gelap apalagi kalo liat bangunan yang nyeremin gitu . Bulukuduk langsung merinding , dan aku bersembunyi dibalik punggung kak Cakka .


“Udah yu kak , balik ke tempat anak-anak . “


“Hahahha , kamu takut ya . “

------------------------------------------------------


“Pokonya , aku gak suka kamu deket-deket dia lagi ! “


“Tapi kan .............”


“Tapi apa ? hah ?! aku bilang gak boleh , ya gak boleh ! ngerti ! “

Alvin meminta tolong untuk mengambil air di sumur dekat toilet . Aku pun pergi dengan langkah santai . Tapi tiba-tiba aku mendengar pertengkaran kecil antara kak Cakka dan kak Shilla dibawah pohon dekat toilet. Aku memutuskan untuk menguping dibalik pohon yang lumayan besar tak jauh dari tempat kak Cakka dan kak Shilla bertengkar. Sepertinya kak Shilla sudah mulai risih dengan keakraban antara aku dan kak Cakka .


“Shilla , aku Cuma anggep Oik itu adik kok . masa kamu gak percaya sama aku ? “


“Iya , kamu anggep dia adik ! Tapi dia ?! beum tentu ! “
Aku mendengar itu langsung lesu , tak punya semangat .


Kak Cakka , Oik kecewa sama kakak . Aku kira kakak bakal jujur sama kak Shilla . Oik kira kak Cakka bakal bilang semuanya sama kak Shilla , tapi nggak !

Kekecewaan yang paling dalam adalah , saat kita dikecewakan oleh orang yang kita kira tidak akan pernah mengecewakan kita.


Aku keluar dari tempat persembunyianku , tak peduli akan terlihat oleh siapa . Berjalan melewati kak Cakka dan kak Shilla dan menuju sumur . Sepertinya kak Cakka memang melihatku .


Ketika aku sudah selesai menimba air yang Alvin butuhkan , kak Cakka ada disebelahku .


“Aku bantu Ik . “


“Gak usah “ jawabku datar dan berlalu meninggalkan nya .


Kulihat dia memperhatikan kepergianku , mungkin dengan kening berkerut saking tak menyagkanya aku akan menolak bantuannya . Entahlah aku tak peduli !

----------------------------------------------------------

“Kamu kenapa Ik ? “


“he ? kenapa ? gak apa-apa kok . “


“Aduh maaf ya , aku udah nyuruh kamu buat ngambil air segini banyaknya . kamu ngambek ya sama aku ? “


“Nggak vin , nggak kok . Aku Cuma ..... tiba-tiba gak enak badan . “


“Yaudah kamu mending istirahat dulu , aku anter ke tenda ya . “
Aku hanya mengangguk lesu . Tak ada tenaga , mendadak kedua lutut terasa seperti terkena  osteoporosis . Jadilah Alvin memapah ku menuju tenda yang agak jauh dari tempat kami merebus air .


Disaat bersamaan , kami berpapasan dengan kak Cakka dan kak Shilla . Kak Cakka tampak tidak suka dengan apa yang Alvin lakukan , tapi lagi-lagi aku tak peduli . Aku terus berjalan dan menghiraukan kak Cakka .Tiba-tiba kak Cakka menghampiri kami .


“Oik kamu kenapa ? “ Dari nada bicaranya , dia jelas khawatir . Kak Cakka hendak memapahku juga dari arah berlawanan dengan Alvin . Tapi malah Oik tolak .


“Gak apa-apa KAKA ! “ Jawabku ketus dan memberi penekanan pada huruf kapital .


“Eh Vin sini biar gue yang anterin Oik ketenda . “


Kak Cakka bersikeras menggantikan Alvin diposisinya , tapi Alvin tak mau mengalah .
Nampaknya kak Cakka makin kesal dengan penolakan Alvin , dan dia mendorong bahu Alvin tak suka .


“Mau lo apa sih ?! “ Marah kak Cakka pada Alvin


“gak usah pake dorong-dorong gue ! “


Alvin malah balas mendorong kak Cakka dan meninggalkanku yang sudah hampir tak mampu berdiri .


“eh udah stop ! stop ! “


“Cakka ! Alvin ! “ Kak Shilla menengahi keduanya


Keributan ini mengundang anak-anak lain dan mereka malah menyaksikan pertengkaran antara Kak Cakka dan Alvin .


“Cakka ! ngapain sih , Cuma gara-gara si Oik kamu jadi berantem gini sama Alvin ! “ Kak Shilla memandangku sinis , sementara aku tak berdaya .


Kepalaku malah pening , dan lutut ku semakin tak bisa diajak kompromi , ditambah maag ku sepertinya kambuh . Aku lupa bahwa pagi ini aku belum sarapan dan Vitaminku terabaikan . Dan semuanya gelap .


“Oik ! “

-------------------------------------------------------------

Ketika aku membuka mata , aku berada didalam tenda dan melihat kak Cakka disebelahku .


“Oik , kamu udah sadar ! “ Kak Cakka terdengar lega melihatku yang memang sudah siuman
Aku tak menjawabnya , malah membuang muka .


“Oik , kakak punya salah apa ? Oik marah sama kakak ? “


Oik harus gimana ? harus pura-pura gak marah didepan kak Cakka ? harus pura-pura tegar sama omongan kak Cakka yang bikin Oik sakit hati ? atau harus gimana ? duuuh Oik bingung !


Aku tersenyum membalas pertanyaan kak Cakka , yaa meskipun hati tak demikian .


“Nggak kok , maaf in Oik ya kak , Oik tadi jutek sama kakak . “


“Iya , tapi kenapa kamu tiba-tiba jutekin aku ? “


“Oik  kalo lagi gak enak badan emang agak sensi . maaf ya kak . “


“yaudah , kamu belum makan ? “
Aku hanya menggeleng .


“Ik , ini aku buatin bubur instan buat kamu . Kamu pasti belum makan kan ? “


Alvin tiba-tiba muncul dan membawa semangkuk bubur instan . Aku menatap kak Cakka dan Alvin bergantian . Melihat ekspresi kak Cakka , jelas-jelas dia tak suka dengan perbuatan Alvin . Dan ekspresi Alvin , terlihat sangat perhatian .
Oik lalu bangun perlahan , dibantu kak Cakka . Merubah posisi jadi duduk , menselonjorkan kaki keluar tenda , dan Alvin menyodorkan mangkuk berisi bubur padaku .


“ Mau aku suapin ? “


“ Eh ? ng … gak usah Vin , aku bisa sendiri . “


Takut-takut aku melirik kak Cakka disebelahku dan menerima mangkuk itu .


“Cakka ! ngapain sih pake kesini-sini segala ?! bantuin aku nyusun schedule yuk ! “


Tiba-tiba kak Shilla datang dan langsung menarik kak Cakka keluar dari tenda . Dan Alvin langsung duduk disebelahku . Sebelum kak Cakka menghilang dari pandanganku , dia terus memperhatikan kami dengan tatapan tidak suka .

--------------------------------------------------------


Malam ini begitu indah , bintang bertaburan menemani bulan berbentuk sabit di langit .
Semiggu sudah berlalu sejak insiden di Lembang kemarin . Aku sedang menatap malam Kota Jakarta ditaman dekat rumah kos ku , yang tumben-tumbennya bertaburan bintang seperti malam ini . Kak Cakka mengajakku bertemu malam ini , sudah seminggu ini pula kak Cakka sibuk dengan kak Shilla dan menyuruhku untuk sabar dengan sifat Kak Shilla yang labil dan selalu ingin dekat dengan kak Cakka . Yaa aku menyanggupi meskipun aku yang harus terluka , toh dari awal aku sudah tahu konsekuensi kata ‘backstreet’ itu seperti apa . Tapi jujur , ini lebih menyakitiku dari perkiraanku sebelumnya . Sangat tidak mudah menjadi orang ketiga yang selalu di nomor dua kan . Karena setiap orang pasti ingin di nomor satu kan bukan ?


Sebuah tangan memeluk leherku dari belakang , dari Parfume yang dia pakai , aku sudah tahu dia siapa .


“Haaaah akhirnya kangenku sembuh juga setelah ketemu kamu . “ Ucapnya lega .


Kak Cakka mengecup ujung kepalaku dan kemudian duduk tepat dihadapanku . Aku tersenyum dengan perlakuannya yang selalu manis seperti ini .


“Gimana kabar ‘ciku’ ku yang manis ini ? hmm ? “ Katanya mencubit kedua pipiku


“Aduuh kakak ! sakit tauk ! “ jawabku melepaskan tangannya dari wajahku .


“Hehe . maaf –V . abisnya aku kangeeen kangen kangen kangen banget sama kamu ! “


“Kok aku nggak ya ? “


Kak Cakka cemberut , terlihat cute dimataku . Sontak aku tertawa geli .


“Aku berani jamin , kalo kangen aku lebih besar besar besar banget dari kangen nya kakak . “


“Hmmm ? massa ? “


HandPhone ku tiba-tiba berdering , pertanda panggilan masuk . Alvin ...


Kak Cakka terlihat ingin tahu siapa yang berani-beraninya mengganggu acara kami berdua , dia pun menyuruhku mengangkat panggilan itu .


Dengan ragu aku menekan tombol hijau .


“Ha..hallo Vin ? “


Tepat ! Kak Cakka masih cemburu dengan orang yang bernama ‘Alvin’ . Dia terlihat menajamkan pendengarannya dan menatapku tajam .


“Ah , aku lagi gak di kost Vin . Aku lagi ada urusan . “


“Hah ? mm , sama .. sama temen kampus juga sih . “ Kak Cakka terlihat tak setuju dengan 
kebohonganku .


“Iya , aku masih lama . jangan nunggu Vin nanti kamu kemaleman bisa-bisa . “


Kak Cakka bersandar dikursinya dan melipat keduatangannya di dada , menatapku seolah aku penjahat yang sedang disidang . Dia serius , kak Cakka pasti marah !


“Maaf ya Vin , bye “


Setelah Panggilan terputus kak Cakka menatapku lekat-lekat , siap memberondongku dengan berbagai pertanyaan yang sudah dia susun sejak tadi .


“Kamu masih deket sama Alvin ? “


Aku mengangguk .


“Kenapa ? “


Heeey ! aku tak suka dengan nada bicaranya seolah aku ini ... aku ini satu-satunya orang yang  patut disalahkan .


Aku menjawabnya dengan kening berkerut .


“Aku kan udah bilang sama kamu , aku ini cemburu kalau kamu deket-deket si Alvin-Alvin itu ! “


Aku bergeming , mencoba meredam amarahku yang sudah seminggu ini menggebu .


“Kamu gak ngerti juga ? jauhi Alvin ! “


Aku ikut bersandar dikursiku dan melipat kedua tanganku di atas dada juga .


“Oke . Kalau begitu , jauhi Kak Shilla ! “


Tantangku berani , dan berhasil membuat kak Cakka melongo .


“Kenapa ? Gak bisa atau gak berani ? “


“Ik ? “


“Kakak gampang ya nyuruh aku jauhin Alvin . Sementara kakak sendiri ? ...... “


“Egois ! “ Tambahku membuang muka , untuk pertama kalinya aku malas melihat kak Cakka 
didepanku ini .


“Oik paling benci berurusan sama orang pengecut . Oik kira kakak bener-bener sayang sama Oik .. tapi nyatanya ? .... kakak lebih sayang Kak Shilla . “


Kak Cakka bergeming , memberiku kesempatan untuk meluapkan semua kekesalanku .


“Kejadian ini membuat Oik sadar , bahwa keputusan yang Oik ambil ini salah besar . “


“Ma..maksud kamu ? “ Terdengar ketakutan dari nada bicaranya .


“Oik rasa , hubungan kita gak bisa kita lanjutin  “


Kak Cakka terlihat sangat shock dengan ucapanku barusan , dia bangkit dan berlutut dihadapanku mengambil kedua tanganku dan digenggamnnya .


“Aku sayang kamu Ik . please , jangan ngomong kaya gitu ! “
Aku bergeming , masih membuang muka .


“Aku terima kamu sebut aku ini pengecut , kalau aku memang seperti itu dimata kamu . Aku juga memang lebih mentingin Shilla selama seminggu ini dibanding kamu . Tapi , aku lebih sayang sama kamu Ik dari pada Shilla . “


Aku mencoba mencari kejujuran dari perkataan kak Cakka dengan memandang mata nya lekat , dan aku ..... menemukannya .


Air mata ku tiba-tiba saja luruh , melihat betapa manis nya laki-laki dihadapanku ini . Aku semakin ingin memiliknya .


“Tapi , aku capek sama status kita yang ‘backstreet’ ini . Aku juga mau kaya pasangan-pasangan  normal lainnya , yang gak harus sembunyi dari orang-orang buat nunjukin perasaan mereka . “
Kak Cakka menghapus air mataku . Aku menggeleng ... agar aku tak terbuai lagi oleh sikap manisnya kak Cakka .


“Cukup Kak , Oik gak bisa .... “ Berkali-kali aku menggeleng
Kak Cakka terlihat pasrah hampir putus asa .


“Oke . apapun akan aku lakuin asal bisa bikin kamu percaya sama kata-kata aku Ik . Kalo aku bener-bener sayang sama kamu . “ putus kak Cakka akhirnya


----------------------------------------------------------------

Sebulan yang lalu kak Cakka memang menjajikan sesuatu yang manis untukku . Tapi semingu kuperhatikan , dia tak juga mewujudkannya . Dan kak Shilla , terlihat makin mesra dengan kak Cakka . Tiga hari kemudian Alvin menanyakan pernyataannya yang tempo hari ia ungkapkan , bahwa Alvin menyayangiku . Setelah semalaman aku berfikir dan sempat bimbang juga , akhirnya aku putuskan untuk menerima Alvin menjadi pacarku .


Kalian boleh berfikir bahwa Alvin hanya pelarian saja untukku . Karena sampai sekarang , hubungan yang sudah terjalin selama kurang lebih 3 minggu ini , aku masih menganggap Alvin sebagai temanku . Aku belum bisa menyayangi Alvin seperti Alvin menyayangiku dan seperti aku menyayangi Kak Cakka .


Awalnya aku berfikir , tak mau berlarut-larut terus-terusan berada dalam bayangan kak Cakka . Meskipun hati kecilku yakin bahwa kak Cakka akan menepati janjinya , tapi kalau ada hati yang lain yang juga menyayangiku ? kenapa tidak . Aku juga tak mau menyia-nyiakan kesempatan yang jelas-jelas ada dihadapanku .
Kalau ending yang seharusnya memang seperti ini , mau bagaimana ? kehendak se egois apapun jika Tuhan tak merestuinya , mau tak mau kita harus menjalani apa yang Tuhan berikan untuk kita bukan ?




S
ore ini perkumpulan pecinta alam mengadakan latihan climbing dikampus . Mau tak mau aku dan Alvin harus mengkutinya . Dan yang lebih membuatku malas , yaa siapa lagi Kak Cakka dan Kak Shilla . Kali ini kali pertamanya aku dan Kak Cakka bertemu lagi , setelah sebulan lamanya aku mencoba menghindar .





Dari kejauhan sudah banyak anak-anak yang datang , sepertinya aku dan Alvin yang paling terlambat . Ketika aku dan Alvin sampai , habislah jadi bahan ledekan .


“Cieeee pasangan baru baru dateng . habis dari mana buuu ! “ Goda Agni , salah satu teman dekatku di perkumpulan ini .


“Cieee Alvin sama Oik udah jadian ya ? selamet deh . “ Kata Kak Shilla senang dan merangkul tangan kanan kak Cakka mesra .


Kak Cakka menatapku dengan kening berkerut , aku pura-pura tak melihatnya dan balik memperhatikan Alvin . Kemudian kak Cakka menatap Alvin dengan sinis , Oh God Alvin melihatnya dan Alvin kelihatan bertanya-tanya dan balik menatapku dan kak Cakka bergantian . Aku pura-pura tak peduli , padahal dalam hati sudah was-was .


“Loh bro ! lu udah punya cewek kok gak cerita-cerita sama kita sih ?! “


“Udah berapa bulan broh ?! “ Tanya sobat Alvin yang lain


“Ah elu , baru juga 3 minggu ya Ik ? “


“Iya hehe . “ Jawabku , takut-takut sambil melirik kak Cakka . Dia Jealous lebih dari sebelum-sebelumnya , refleks kak Cakka melepas kasar tangan kak Shilla yang bergelayut ditangannya dan pergi begitu saja , entah kemana . Kak Shilla melongo melihatnya .

Hmmmh , kak Cakka . Please jangan buat Oik ragu lagi sama keputusan yang Oik ambil . Kataku dalam hati , melihat kepergian kak Cakka .

*****


Cakka VOP


Perasaan gue ? jangan ditanya ! gue kaget , marah , kesel , sedih , bingung , semuanya jadi satu sampe-sampe gue gak sanggup lihat Alvin jadian sama Oik ! Mending gue pergi aja dari pada ngeliat mereka berdua mesra-mesraan .


Udah Setengah jam gue ngadem dibangku sebelah toilet . Dari jauh gue liat Alvin sama Oik ketawa-tiwi , bikin dada gue sesek ! sialan si Alvin , harusnya gue yang ada diposisi itu ! buat Oik ketawa , bukan sedih kaya kemaren-kemaren ! Ah gue nyesel udah buat Oik nangis , udah buat Oik nunggu segini lamanya . Salah gue juga kalau sampe Oik jadian sama si Alvin . ‘pengecut’ tiba-tiba kata-kata Oik tempo hari berputar dalam memori gue . Gue bakal buktiin sama Oik hari ini juga , kalo Cakka bukan Pengecut !


Ternyata Alvin ngater Oik yang mau ke Toilet . Pas Oik liat gue duduk disini , tawa nya langsung hilang dan bikin gue semakin merasa bersalah . Sedangkan Alvin , nyapa dan duduk disebelah gue .


“Hey broh ! kenapa gak ikut kita latian malah ngadem disini ? “


“Lagi galau gue ! “


“What ? masa cowok galau ? “ Katanya meremehkan


“Salah ? “ Jawab gue sinis


“wah lu beneran lagi galau ya , sensi amat . kenapa sih emang ?! “


Hah kesempetan , sejurus akal kilat terangkai gitu aja di fikiran gue .


“Gue lagi bingung masalah cewek broh . dia bilang kalau gue ini pengecut yang gak bisa buat keputusan . Padahal gue beneran cinta sama cewek ini dan gue mau buktiin itu . “


“Yabagus broh ! berarti lo beneran cinta sama cewek itu ! “


“Masalahnya , dia udah ada cowok sekarang . Tapi gue yakin banget kalau sebenernya tuh cowok yang sekarang Cuma pelariannya dia doang ! “


“ceweknya bukan shilla ? “


Gue geleng-geleng kepala


“waah , agak complicated  juga ya kisah cinta lo . “


“terus saran lu apa ? “


Si Alvin ini nampak berfikir .


“Kayanya kalo beneran cewek itu cinta sama lo dan lo juga cinta sama dia , jawabannya simple aja kka . Perjuangin dia buat dia balik sama lo ! “


“Maksud lo ? gue rebut dia dari cowoknya yang sekarang dan mutusin Shilla ? “


“Ya ! walaupun menyakitkan buat Shilla sama cowoknya cewek itu , kalau beneran cinta mereka pasti ngerelain lah bro demi ngeliat lo sama cewek itu tersenyum . “ Ceramahnya sambil nepuk-nepuk pundak gue .


“Haha , bener juga lo ! thanks ya broh saran nya ! “


Gue senyum-senyum .


“Oh iya Vin , maaf juga nih sebelumnya .. “ Gue bangkit dan nepuk-nepuk pundak Alvin sok akrab.


“Maaf buat ? “


“Sebenernya yang dari tadi gue maksud itu , cewek yang bener-bener gue cinta itu .......Oik !“
Alvin bergeming , kemudian terbahak dan ikut bangkit dari kursinya .


“Hahaha becandaan lo lucu banget kka ! “


“Lucu ya ? haha makasih makasih .... tapigue serius ! “ Gue meremas kedua bahu Alvin seketika itu Alvin berhenti tertawa dan mengerutkan kening dan melepas kasar tangan gue yang ada dibahunya .


“Maksud lo apa ? hah ! “ Alvin naik darah dan dorong gue dengan telunjuknya


Gue ngelirik kearah toilet cewek , disitu Oik baru keluar . Kayanya dia belum sadar kalau gue sama Alvin lagi tegang .


“Gue . Cinta . sama . Oik ! dan itu jauuuh sebelum lo sayang sama dia . paham ?! “ Gue sengaja setengah teriak buat ngegertak Alvin dan supaya Oik denger .


Diluar dugaan gue si Alvin malah terbahak , gue heran .
Dan tanpa diduga dia langsung jotos muka gue . Karena gue lengah ambruk lah gue .


“Cakka ! “ Gue denger Oik memekik dan berlari menuju gue dan Alvin yang jaraknya Cuma 15meter dari tempat dia berdiri tadi .


Nafas si Alvin memburu pertanda emosi dia lagi gak terkontrol . Belum sempat gue bangun , si Alvin udah narik bagian atas t-shirt guee dan siap buat nonjok gue lagi kalo aja Oik gak dateng tepat waktu .


“Stop ! Alvin , stop ! “


Gue liat Oik berdiri tepat disebelah kami berdua dengan panik . Gue dan Alvin sama-sama menoleh kearah Oik dan tinju Alvin masih melayang diudara.
Dan tanpa gue sadari anak-anak udah ngerubungin gue dan Alvin . Seketika itu juga alvin langsung dorong gue hampir jatuh kalau aja gak ada shilla dibelakang gue .


“Ya ampun ! sayang , bibir kamu berdarah . “ Shilla panik hampir nyentuh bibir gue , tapi gue tangkis .
Gue cari Oik , ternyata dia ada disebelah Alvin menenangkan emosi si Alvin itu ! Tanpa peduli dengan orang-orang dan siapapun , gue jalan nyamperin Oik . Gue raih tangannya , dia berontak tapi gue lebih kuat .


“Ik , maaf in aku udah bikin kamu nunggu Ik . “ Mohon gue meremas tangan Oik , Oik masih belum mau liat muka gue .


“Please Ik, aku sayang .. aku cinta sama kamu . “
Oik malah sesenggukan


“Jangan nangis Ik , aku gak mau lihat kamu nangis gara-gara aku . “


Gue narik Oik lebih deket sama gue dan narik wajah Oik supaya liat gue . Matanya merah , gue gak tega . Gue peluk dia erat , dan Oik nangis di dada gue . Alvin bergeming ditempatnya , tapi Shilla malah mencak mencak dibelakang gue .


“Apa-apaan sih nih ! lepas gak ?! “ Shilla mencak-mencak , dan mukul-mukul tangan gue , dia hampir mukul Oik tapi gue lindungin dengan tangan gue .


“Ih Cakka ! maksud kamu apa ?! lepass gak Cakka ! atau kalau nggak kita putus ! “ Ancam Shilla yang sama sekali gak bikin gue takut .


Gue perlahan lepasin pelukan gue sama Oik dan balik merangkulnya , mencoba melindungi Oik dari Shilla yang pasti bakal jambak-jambak atau nyakar-nyakar Oik , dan dari Alvin yang bisa saja ambil Oik dari gue lagi . Dan dari siapapun yang bahaya buat hubungan gue sama Oik .


“Putus ? boleh banget . Oke kita putus . “ Jawab gue santai


“Cakka ?!! iiiiih kamu jahat ! “ Shilla langsung ngacir entah kemana . Sorry shilla.
Gue menggandeng Oik pergi . Pergi dari masalalu yang bikin dia nangis , pergi dari apapun itu yang bikin Oik nerima Alvin . Tapi pas kita papasan sama Alvin , Oik ngampirin Alvin yang dari tadi masih bergeming .


“Vin , aku minta maaf buat semuanya . Aku emang egois . “


“Nggak Ik , aku yang harusnya minta maaf . “


“Nggak, nggak . disini aku yang salah Vin . “


Haduuuh ribet banget sih ni berdua , gue juga gak sabar siapa yang harus minta maaf .


“Udah-udah , disini kalau emang yang harus ada yang disalahin ya Cuma aku Ik . “ Kata gue melerai


“Emang “ jawab Oik ketus


“Ih kamu masih ngambek sama aku ? ini belum cukup ? “ Tanya gue nunjuk bibir gue yang bengkak 
dan masih ada sisa darah .


Oik Cuma ngelirik , gak ngomong apa-apa .


“Yaudah,vin tonjok lagi deh dimanapun lo mau . sampe Oik gak ngambek lagi , ikhlas gue . “


“Beneran nih kka ?! mumpung emosi gue belum abis nih , gue masih sanggup bikin lo masuk IGD ! 
“ ancam Alvin


“Eh eh jangan ! “ lerai Oik panik


“Kalo kamu masih ngambek , aku rela kok sampe masuk IGD buat kamu . “


“Anjeeer gombal badai lu kka ! “ Kata Agni ikut bersuara


Sekian menit anak-anak merhatiin adegan sinetron ini , akhirnya merek tersadar kalau ini bukan sinetron tapi nyata live didepan mereka .


“Tau lu kka , kalo udah masuk IGD ntar gue jamin dah lu nangis-nangis Cuma gara-gara gak berani disuntik ! “


“eeeh sialan lu Zi ! ngapain bilang-bilang sih  gue kan tengsin ! “


“hahahahhah” koar anak-anak ngeledek gue


Gue lirik Oik ikut ketawa , gue ikut senyum ngeliat akhirnya Oik bisa ketawa gara-gara gue juga .


--------------------------------------------------------------


Alvin : Pilihan gue udah jelas ! gue lebih memilih orang yang gue sayang tersenyum , meskipun bukan gue penyebab senyum itu . Daripada dia sedih karena gue penyebab dia bersedih . Simple kan ? J


Shilla : Pilihan gue ? gak ada yang bisa gue pilih kecuali galau kan ? ... kalau gue minta Cakka balikan sama gue ? gak mungkin bangeet L  forever alone eaaaaa


Oik :  Kalau dalam hidup diharuskan memilih , ya kita harus memilih meskipun akhirnya sesuai atau nggak sama harapan kita . Hukum alam mana ada yang bisa melawan ?


Cakka : meskipun memilih itu hal yang sangat harus difikirkan dengan baik , tapi gue saranin . Memilih lah berdasarkan hati nurani lo , jangan pake mata lo buat memilih ya meskipun mata diperlukan juga , tapi yang dari hati lebih menjamin broh !


Say Thanks To :
 

  • Cakka Nuraga
  • Oik Cahya Ramadlani
  • Alvin J. Sindhunata
  • Ashilla Zee
  • Agni IC-2
  • Ozy IC-3
  • 'Someone' yang punya kata 'Ciku'















READ MORE - Life To Choose