Kamis, 18 Oktober 2012

SPEED MARRIED 7 (SOMEONE IN THE PAST)

Pagi harinya Cakka mendapat telepon dari Bundanya , katanya sepulang sekolah dia harus menemui beliau dirumah besar , rumah kediaman Ayah , Bunda dan kakek Cakka .

Perasaan gue jadi gak enak gini ya . Batin Cakka setelah menerima panggilan dari bundanya .

Seperti biasa , pagi-pagi Oik menyiapkan breakfast untuk mereka berdua . Ketika  Oik sedang memakai sepatu dan Cakka mencuci piring bekas mereka tadi, Cakka membuka percakapan .

“Yang , pulang sekolah kita kerumah besar dulu ya . Ada yang Bunda mau sampein katanya . “
“Hmmm ? kok tumben ya ? ada apa ya ? “ Jawab Oik balik bertanya
“Aku juga gak tau , kita liat nanti aja . “ Jawab Cakka yang telah selesai mencuci piring dan hendak mengambil backpack nya disalah satu kursi meja makan kecil itu .
“Yuk , berangkat . “ Kata Cakka mengulurkan tangannya pada Oik yang masih memakai sepatu .
“Oke , selesai . Yuk ! “ Jawab Oik dan membalas uluran tangan Cakka , mereka berdua bergandengan menuju bagasi , dan terpisah ketika menuju pintu mobil yang memang bersebrangan .

Sorenya dirumah Besar

Ketika Cakka dan Oik sampai dihalam depan sebuah rumah yang sangat besar dan mempunyai parkiran yang cukup luas dengan rumput hijau subur disetiap sisinya , sudah ada sebuah mobil yang terparkir disana , yang jelas mobil itu bukan milik Ayah , Bunda maupun kakeknya . Cakka pun semakin dibuat heran karena ada sebuah koper berukuran sedang didepan pintu .

Cakka dan Oik saling berpandangan ketika melihat koper itu , dan Cakka pun mengangkat bahu sebagai jawaban bahwa dia juga tidak tahu itu milik siapa .

“Agaaaaaaaaa ! “ Teriak seorang perempuan yang seumuran dengan Cakka dan Oik tapi dia lebih muda 1 tahun , berlari menuruni tangga dan menghampiri Cakka , langsung memeluknya . Oik yang melihatnya sedikit terkejut dan menghasilakn tanda tanya besar di benaknya . siapa wanita ini ? pikirnya.

“Hey Nadya ! lo kapan balik ? “ Tanya Cakka membalas pelukan wanita tadi , yang ternyata bernama Nadya .

“mmmm gak penting , yang penting gue kangen banget sama lo ! “ Jawab Nadya melepaskan pelukan mereka dan mencubit kedua pipi Cakka . Oik hanya berdiri mematung dan ikut tersenyum melihat kedua nya , meskipun ada rasa sedikit cemburu menyeruak dalam hatinya . Cakka tersadar akan keberadaraan Oik , yang sedikit mereka abaikan sedari tadi .

“Oh iya , Nad , kenalin ini Oik . Ik kenalin ini Nadya . “

“Oik .. “ Oik tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk berkenalan

Awalnya Nadya diam dan hanya memandangi tangan Oik yang terulur , menyadari Nadya tak bereaksi Cakka menyenggol bahunya pelan .

“Eh .. gue Nadya . “ Jawab Nadya ikut tersenyum juga .

Ketika itu seorang perempuan berumur 50 tahunan menghampiri mereka .

“Maaf den Cakka , mbak Oik ,dan mbak Nadya sudah ditunggu ibu diruang keluarga .” Katanya sopan dengan sedikit aksen jawa .
“Iya , Bik . Makasih ya .” Jawab Cakka diikuti senyuman dari Oik sebagai tanda menghormati orang yang lebih tua .

Setelah bibik pergi , Cakka memandang Oik dan Nadya bergantian .

“Yuk kita keatas ! “ Seru Cakka menggandeng tangan Oik , dan Oik tersenyum mengangguk memberi isyarat pada Nadya . Nadya membalasnya dengan kikuk .

Cakka dan Oik berjalan didepan Nadya , Nadya yang melihat Cakka dan Oik seperti itu merasa tak nyaman .
Karena dulu , Cuma dia yang bisa diperlakukan manis oleh Cakka seperti itu . Tapi sekarang ? Seorang wanita yang baru dia kenal beberapa menit yang lalu telah menggantikan posisinya . Sucks ! Gumamya

***

“ Oik ? sudah kenalan dengan Nadya ? “ Tanya Bunda ketika mereka telah berkumpul disebuah ruangan yang cukup besar beralaskan marmer dengan pajangan lukisan-lukisan dibeberapa sudut dinding.
“Sudah Bund . “ Jawab Oik sopan dan mendapat anggukan dari Bunda
“Nadya ini , adalah anak Pak.Doni , tetangga dirumah lama kami di Yogyakarta . Waktu Cakka dan Nadya Kecil , mereka selalu bermain bersama tak kenal waktu . Sulit dipisahkan seperti kalo rambut kamu kena permen karet . “ Cerita Bunda menerawang kebeberapa tahun yang lalu disertai senyuman .

Oik yang baru tahu cerita ini mendengarkan dengan antusias dan sesekali tersenyum . Sedangkan Cakka dan Nadya tersenyum simpul dan melemparkan ingatan mereka kebeberapa tahun yang lalu ketika mereka kanak-kanak .

“Dulu tante juga ingat Nad , pas kamu bilang sama papa dan mama kamu waktu kita barbecuean dirumah tante , kalo besar nanti kamu mau jadi pengantin nya Cakka , ckck . “ Lanjut Bunda menggeleng-gelengkan kepala

“Tapi sayang , Cakka udah pilih pengantinnya sendiri . “ Kata Bunda lemah dan menatap Oik , Oik yang merasa diperhatikan balik menatap Nadya tanpa ekspresi , sementara Nadya yang tadinya tersenyum-senyum , senyumnya memudar dan digantikan dengan ekspresi tidak mengerti .
“Ma..maksud tante ? “
“Loh ? Cakka belum ngasih tahu kamu ? Oik sama Cakka kan sudah menikah beberapa minggu yang lalu Nad ? “ Bunda balik bertanya , Nadya hanya menggeleng lemah dan menatap Cakka , yang diperhatikan malah nyengir .

Semua energi yang Nadya punya mendadak menghilang setelah mendengar berita ‘buruk’ itu . Dari dulu Nadya memang mempunyai perasaan terhadap Cakka , meskipun itu perasaan yang dimiliki anak-anak , tapi untuk Nadya , perasaannya untuk Cakka tak akan pernah bisa digantikan oleh siapapun dan sampai sekarang perasaanya itu tak berubah .

“Hehe , maaf ya Nad , gue lupa ngasih tau lo . “ Suara Cakka menarik Nadya kembali pada realita. Nadya hanya tersenyum simpul karena belum sepenuhnya bisa menerima kenyataan dihadapannya .
“Yaudah , untuk sementara Nadya mau tinggal dirumah ini sementara papa nya nyari rumah di Jakarta . Bunda juga udah daftarin Nadya disekolah kalian . Jadi , usahain kalian berangkat dan pulang bareng Nadya ya . Nadya kan belum hafal Jakarta . “
“oh ya ? lo sekolah di SMA kita Nad ? wah seru nih ! “ Seru Cakka senang , Nadya hanya mengangguk semangat dan melupakan problem dihatinya .
“Kamu dikelas apa Nad ? “ Tambah Oik mengikuti Obrolan
“Gak tau , gue gak ikut survey tadi , Cuma tante Ida . “ Jawab Nadya dengan nada sedikit kesal
“Yaudah , Cakka kamu tolong angkat koper Nadya didepan itu kekamar lama kamu . “
“Sipp , Bun ! “

***

Sudah seminggu sejak kembalinya Nadya dalam kehidupan Cakka , sejak itu pula Oik merasa seperti tersisihkan . Semua serba Nadya , mulai dari berangkat sekolah mereka harus menjemput Nadya dirumah Besar . pulangnya , Nadya tidak mau langsung diantar kerumah besar karena katanya disana sepi jadilah Nadya pulang kerumah Cakka dan Oik . Sepanjang hari Cakka seperti terlena dengan masa kecilnya bersama Nadya , mereka akan menonton DVD kesukaan Nadya sewaktu kecil ‘Barbie series’ . Bahkan dengan antusiasnya Cakka bercerita kalau sewaktu mereka kecil , panggilan sayang Cakka untuk Nadya adalah ‘Barbie’. Awalnya Oik memang dilibatkan dalam percakapan , tapi lama kelamaan Cakka dan Nadya malah asik sendiri dan mengacuhkan Oik . Dan masih banyak lagi rentetan kejadian yang mengharuskan Oik untuk terus mengalah .

Dan kejadian yang sangat membuat Oik merasa benar-benar di nomor dua kan oleh Cakka adalah ketika Oik minta ditemani Cakka ke Gramedia sewaktu pulang sekolah untuk mencari buku referensi tugasnya yang akan diserahkan besok,  tapi Nadya malah merengek minta ditemani ke Salon dan butik . Cakka yang memang suka perawatan salon juga , akhirnya malah memilih menemani Nadya ke salon dan butik .

“Sayang , temenin aku mampir ke gramedia dulu ya , aku mau cari buku buat tugas referensi geografi besok . “ Oik merubah posisi duduknya menghadap kearah Cakka yang sedang menyetir .
“Okeee , kita puter balik ya ! “ Melihat didepannya ada rambu lalulintas yang memperbolehkan kendaraan memutar arah , Cakka mengubah laju juke nya menuju PIM . Sementara Nadya asik dengan ear phone nya terlihat tidak peduli dengan perubahan arah laju itu .

Dalam perjalanan itu Nadya melihat ada sebuah salon dan butik yang bersebelahan , bangunannya terlihat elegant dan cukup menarik perhatiannya .  Nadya pun langsung menghentakkan kakinya bergantian .
“Stop ! stop ! stop ! “ teriak Nadya dan menghasilkan gerak refleks dari Cakka , menginjak rem secara mendadak .
“Aduh ! “ Kesal Oik karena kaget dengan gerak refleks Cakka .
“Kenapa Nad ? “ Tanya Cakka pada Nadya melalui spion tengah , mau tak mau Oik juga membalikkan badannya melihat Nadya di jok belakang .
“Itu disana ! ada salon sama butik , aku mau kesana . ya kka ya .... “ Rengek Nadya sambil menunjuk sebuah bangunan yang berdiri elegant itu dan tangan yang lainnya mengguncang-guncang bahu Cakka .
“Tapi kita mau ke .... “ Belum sempat Oik melanjutkan kalimatnya , Nadya tiba-tiba menyerobot
“Aku udah lama gak ke salon selama aku di Jakarta , waktu di Singapore aku sibuk sekolah gak ada yang mau nemenin juga. “ Yang tadinya Nadya merengek seperti anak bayi  dan membuat Cakka tidak tega .

Cakka menatap Oik sekilas kemudian menatap Nadya yang masih menatap memohon pada Cakka dan belum menurunkan tangannya dari bahu Cakka .

“Hmmmh , yaudah ... yaudah , kita ke salon sama butik deeeh . “ Bujuk Cakka dan menghasilkan tatapan melongo dari Oik .

Tanpa mempertimbangkan persetujuan dari Oik , Cakka langsung memasuki pelataran parkir salon dan butik yang bersebelahan tersebut . Oik jadi merasa semakin di anak tirikan , dia hanya bisa pasrah dan menahan emosinya .

Keluar dari mobil , Nadya langsung menggandeng Cakka dan membimbingnya masuk ke sebuah salon yang beridiri didepannya , lagi-lagi Oik melongo dan kemudian berjalan dibelakang mereka dengan tampang Badmood . Menyadari Oik berjalan agak jauh dengannya , Cakka kembali dan menarik Oik agar berjalan beriringan dengannya .

“Ik , gakpapa ya kamu ke gramedia nya setelah ini ? “ Tanya Cakka sewaktu langkah mereka beriringan , Nadya berjalan didepan mereka sambil mengamati desagin salon itu .
Oik hanya membalasnya dengan senyuman yang dibuat-buat .

gakpapa banget kok , Nadya kan emang no.1 buat kamu ! “ dumel Oik dalam hati

Sementara Cakka dan Nadya melakukan perawatan rambut disalon ini , Oik duduk menunggu dengan gelisah sambil membuka-buka halaman sebuah majalah dipangkuannya untuk membunuh waktu . Berkali-kali Oik melihat arloji dipergelangan tangannya , berkali-kali juga Oik harus menerima kalau jarum jam seperti tak pernah bergerak ! stuck di angka 4 !

Akhirnya Oik memutuskan untuk menelpon Sivia .

Hallo Ik ? tumben-tumbenan lo nelpon gue ? ada angin apa nih ? “ Suara Sivia terdengar disebrang Telephone
Gue bete ! “ jawab Oik lebih dari jutek
“Lah ? gue yang kena semprot ? bete kenapa sih ? “
“Sorry ! bayangin aja Vi ! tugas yang harus di kumpulin besok sama Pak.Yudi itu gue sama sekali belum punya referensinya ! “
“Laah gampang ! sekarang lo tinggal ke gramedia atau toko buku aja kan beres ! “
“Iyaaa Via ! tadinya gue emang mau ke Gramedia , tapi ?! you know lah si Nadya malah minta dianter ke salon dan yang bikin gue tambah gedek , Cakka malah ikut-ikutan perawatan disalon ! dan gue ?! kaya sopir yang nungguin majikannya disalon tauk ! “
“Hahahah , sabarrr Ik . keterlaluan amat tuh si Nadya . Yaudah lo tinggal pamit aja sama mereka , gue temenin deh ke gramedia nya . “
“Beneran ?! tapi jemput gue dulu di salon ? apa yah ni namanya ? pokonya salon yang sekitar PIM laah . “
“Oke tau gue , salon langganan nyokap juga tuh . Oke 20 menitan  lagi gue sampe ya ! “

Setelah panggilan terputus , Oik bangkit dari sofa merah maroon yang dari 2 jam yang lalu setia menemani Oik dan menuju tempat perawatan rambut mencari Cakka dan Nadya .
Tapi , ketika Oik menemukan Cakka dan Nadya . Mereka sedang asyik ketawa-ketiwi membecirakan entah apa karena jarak tempat Oik berdiri cukup jauh  . Oik semakin dongkol melihatnya.

“Gue dari tadi bete-betean gak jelas ! mereka malah asyik sendiri ! “ Dumel Oik dalam hati dan mengurugkan niatnya untuk berpamitan dengan Cakka . Dengan langkah gontai meninggalkan salon tersebut dan berjalan ketrotoar menunggu sivia datang .

Bodoamat lah kalau dia nyariin gue ! emang yakin lo bakal dicariin Ik ? hah ! NYEBELIN ! Oik bermonolog dengan pikirannya sendiri .

Beberapa menit kemudian Jazz merah sivia berhenti tepat didepan Oik , kemudian mereka berdua melaju menuju PIM .

***

Satu jam kemudian ..

Cakka dan Nadya selesai dengan perawatan rambut mereka . Tapi ketika Cakka hendak membayar tagihan di lobby salon , dia tak melihat Oik disana .

“Loh Nad ? Oik mana ? “ Tanya Caka tapi matanya berkeliling mencari sosok Oik .
“Gak tau . Telpon aja .” Jawab Nadya santai

Menuruti Nadya , Cakka langsung mengeluarkan BB nya dan mendial no Oik .
Lama .. tak ada jawaban . Tapi beberapa saat kemudian  , 1 message masuk .

From : My.O
Aku pergi ke gramedia . kamu lanjutin aja acara kamu sama Nadya !

To : My.O
 Kok kamu nggak nunggu aku selesai ? kita kan bisa pergi bareng ?

Tak sempat menunggu jawaban dari Oik , Nadya langsung menarik Cakka menuju butik disebelah . Cakka hanya bisa pasrah dan berharap Oik bisa mengerti .

Mengerti kalau dia sedang asik bersama orang dimasalalu nya ? Mengerti kalau dia merindukan masalalu nya ? atau mengerti bahwa perasaannya untuk Nadya yang tidak terdefinisi ? Apapun itu , telah membuat hati Oik dongkol dan suatu saat pasti akan meledak seperti bencana Gunung Merapi .

Sudah jam 7 malam tapi Oik belum bisa di hubungi dan belum juga pulang . Setelah dari butik , Nadya mengatakan kalau dia mau menginap di rumah Cakka dan Oik saja . Sementara Nadya mandi memakai kamar mandi kamar Cakka dan Oik , Cakka sibuk menghubungi No Oik yang belum juga aktif sampai-sampai putus asa harus berbuat apa lagi .

***

Sivia sedang berusaha membujuk Oik agar menghubungi Cakka yang mungkin sedang mencari keberadaan Oik . Tapi Oik enggan berkomentar . Mereka masih duduk di sudut coffee toffee yang sedikit ramai karena ini jam nya anak muda mencari tempat tongkrongan .

“Ik.. ayolah telephone Cakka . Dia pasti lagi bingung nyariin lo . “ mohon Via untuk kesekian kalinya .
Oik menatap Sivia malas
“Gak yakin deh gue kalo Cakka bakal nyariin Gue vi . “ jawab Oik putus asa
“duuh jangan negatif thinking gitu dulu laah . atau nggak , gue anterin lo pulang ya Ik ? “

Oik menatap Sivia , terlihat ekspresi khawatir dan juga lelah di raut wajahnya . Melihatnya membuat Oik jadi tidak tega harus merepotkan Sivia lagi . Akhirnya Oik mengangguk lemah tanpa ekspresi . Sivia hanya tersenyum melihatnya .

***

Mendengar suara mesin mobil diluar , Cakka bangkit dari sofa malas nya dan menuju teras untuk melihat barangkali Oik yang pulang . Dan ternyata benar saja ,Oik turun dari jazz merah . Melambaikan tangan pada pengemudinya sebagai ucapan terimakasih . Cakka yang melihatnya daribalik pagar jadi bertanya-tanya .
Siapa itu ?

Oik masuk dan melewati pekarangan kecil rumah mereka . Cakka hanya menunggu sambil melipat kedua tangannya diatas dada . Oik berjalan melewati Cakka dan mengacuhkannya , Cakka jadi agak naik darah dengan tingkah Oik yang sudah membuatnya khawatir dan ketika pulang malah berlagak seperti tak terjadi apa-apa bahkan mengacuhkannya . Cakka pun berbalik mencegat Oik yang sudah berada diruang tamu , langkah Oik pun terhenti dan mendongakkan kepalanya menatap Cakka .

“Aku Capek . “ Ucapnya lemah
“Tadi itu siapa ? “ Tanya Cakka datar menghiraukan keluhan Oik
“kka ?! aku capek mau istirahat ! “ Jawab Oik kesal dan hampir berlalu meninggalkan Cakka diruang tamu karena Cakka mencengkal pergelangan tangan Oik .
“Aku tanya yang tadi itu siapa ! “ bentak Cakka tidak sabar

Oik terperangah mendengar Cakka membentaknya . Ini kali pertamanya Cakka membentaknya seperti ini selama hubungannya dengan Cakka beberapa tahun yang lalu .
Oik tersenyum miris lalu menjawabnya .

“kamu masih peduli sama aku ? “ Oik balik bertanya dengan nada lemah terdengar hampir menangis . Melihat Cakka bergeming dan hanya menatapnya dengan penuh tanda tanya.
“Masih peduli ? “ Ulang Oik dengan nada suara yang seperti akan menangis , melihat Cakka masih bergeming Oik melepas paksa cengkraman Cakka dari tangannya dan berlalu meninggalkan Cakka . Baru beberapa langkah meninggalkan ruangtamu , langkah Oik kembali terhenti karena melihat sosok perempuan keluar dari kamarnya menggunakan kemeja putih gombrong miliknya . Oik menatap Nadya yang berdiri tepat dihadapannya dengan nanar . Kemudian Oik membalikan tubuhnya menatap Cakka dibelakangnya yang sedang kebingungan . Air mata yang tadinya tertahan dipelupuk matanya luruh bersaman ketika Cakka tiba-tiba berdiri dihadapannya .

“Aku bisa jelasin ... “ Cakka mencoba menggenggam kedua tangan Oik , tapi Oik menarik tangannya , malah menatap Cakka dengan tatapan malas dan dengan langkah gontai memasuki kamarnya .

Nadya yang tidak tahu apa-apa hanya memperhatikan mereka berdua dengan tampang polos . Kemudian dia menyadari bahwa keadaannya saat ini terlihat seperti telah terjadi ‘apa-apa’ , ditambah lagi dia sedang memakai baju Oik tanpa seizin pemiliknya . Sedikit rasa bersalahpun muncul dalam benak Nadya , ditambah melihat raut wajah Cakka yang sedikit frustasi rasa bersalah tambah menusuk dadanya .

Sebesar dan sedalam apapun perasaan Nadya terhadap Cakka , tak bisa membantah keadaan yang kini sudah berbeda , Cakka sudah milik orang lain seutuhnya. Cakka kini bukan aga kecilnya dulu, aga berbeda dan aga kecilnya sudah tumbuh menjadi Cakka . Kini dia hanya akan jadi orang ketiga jika memaksakan keinginan hatinya . Dengan langkah ragu dan perasan bersalah , Nadya menghampiri Cakka yang terpaku didepan pintu kamar yang tadi di tutup Oik .

“kka ? “
Cakka menoleh dengan tatapan sayu .
“Maaf ya Nad , lo gak seharusnya lihat kejadian ini . “
Nadya cepat-cepat menggeleng .
“Nggak .. nggak kka . ini salah aku , aku yang harusnya minta maaf . “
“Aku mau kerumah tante ida aja kka , kayanya keberadaan aku nggak tepat disini .”
“yakin lu ? “

Nadya mengangguk mantap.
Cakka tersenyum dan mengacak rambut Nadya yang masih setengah basah .

***

Hari ini sudah sangat cukup menguras kesabaran Oik , dia butuh sesuatu yang membuatnya tenang dan sedikit melupakan kedongkolan hatinya .

Setelah menyimpan buku yang tadi ia beli , Oik memasuki kamar mandi dan mengisi penuh bath up nya dengan air hangat , menyalakan dua buah lilin aroma terapi disudut bath up , dan memasukan cairan putih kental kedalam bath up yang sudah terisi penuh Kemudian oik berbaring didalam bath up yang penuh busa . Aroma Lavender menyeruak kedalam hidungnya dan memenuhi ruangan ,membuat hati dan fikirannya kembali damai .

3 komentar:

Komen apa yang ingin kamu komen yaa ! apapun !